Peradaban
Romawi kuno didirikan di pantai barat semenanjung Italia di abad ke-8 SM.
Awalnya, peradaban Romawi adalah sebuah komunitas pertanian kecil di tepi
sungai Tiber. Seiring waktu, komunitas ini tumbuh menjadi salah satu kekaisaran
paling kuat di dunia. Meskipun terkonsentrasi di daerah Euro-Afrika di sekitar
Laut Mediterania, wilayah kekaisaran ini membentang hingga Iran di timur dan
Inggris di utara. Seiring waktu, pemerintahan Romawi berubah dari monarki ke
republik dan kemudian ke bentuk kekaisaran otokratis. Berikut adalah sistem
pendidikan yang diterapkan oleh Romawi.
Pendidikan
di Romawi.
Bangsa
Romawi tidak pernah memiliki hukum yang mengharuskan warganya untuk memperoleh
tingkat pendidikan minimum. Mayoritas pendidikan. anak dilakukan di rumah oleh
orang tua mereka sendiri, atau dalam kasus bangsawan yang kaya, menyewa tutor
pribadi. Bangsawan Romawi memiliki keyakinan besar dalam pendidikan dan
mempekerjakan budak Yunani terdidik untuk mengajar anak-anak mereka. Pendidikan
Romawi sebagian besar dipengaruhi oleh praktik pendidikan Yunani.Pendidikan
pada masa awal Romawi terbatas pada penanaman pengetahuan sosial yang
diperlukan agar anak-anak menjadi warga teladan. Pembentukan Republik Romawi
pada abad ke-4 SM memunculkan ludi, yang setara dengan sekolah bermain.
Pendidikan semakin mendapat peran penting selama Republik Romawi akhir dan
Kekaisaran Romawi.
Pendidikan
fisik dan moral umumnya dimulai di rumah di bawah pengawasan ketat orang tua.
Pendidikan dasar terdiri dari hukum Romawi, sejarah, dan kebiasaan sosial yang
bertujuan membentuk anak menjadi warga negara yang bertanggung jawab dan taat
hukum. Sebagai bagian dari pendidikan Romawi kuno, anak gadis dilatih oleh ibu
mereka untuk memasak dan menenun. Anak laki-laki diajarkan berbagai teknik
pertanian, latihan fisik, dan teknik bertempur oleh ayah mereka.
Sekolah
Romawi Kuno
Spurius
Carvilius, mantan budak, merupakan orang pertama yang membuka ludi berbayar di
Roma. Namun sekolah umum berbayar tidak terlalu populer sampai kemunculan
Kekaisaran Romawi. Banyak guru pertama di Roma merupakan budak Yunani yang
secara tidak langsung menguatkan pengaruh Yunani pada sistem pendidikan Romawi.
Sekolah jaman Romawi hanya merupakan satu ruangan yang dibagi dan dipisahkan
oleh tirai. Sekolah-sekolah dimulai saat fajar sampai senja dengan jeda pendek untuk
makan siang. Murid tidak memiliki buku sehingga pelajaran harus diingat.
Matematika dasar diajarkan dengan menggunakan sempoa. Ketika seorang siswa
telah mahir dalam seni menulis, dia akan diberikan kertas. Sebuah pena bulu
digunakan sebagai alat tulis dengan tinta terbuat dari campuran karet, jelaga,
dan tinta gurita.
Ludi tidak
mengajarkan banyak mata pelajaran. Tujuan utama dari sekolah Romawi adalah
untuk menanamkan kode moral pada siswa.Tidak ada tingkat minimum pendidikan
yang diperlukan untuk mendapatkan sebuah pekerjaan. Dalam masyarakat berbasis
kelas di Romawi kuno, berarti hanya kaum elit yang mampu mengenyam pendidikan
tinggi. Dengan demikian, pendidikan yang dicapai oleh seorang individu lebih
merupakan simbol status daripada kebutuhan sosial. Setelah menyelesaikan
pendidikan dasar, anak perempuan umumnya tidak mendapatkan pendidikan lanjutan
karena mereka harus menikah pada usia dua belas, sementara anak laki-laki hanya
diperbolehkan menikah pada usia empat belas tahun. Anak laki-laki mendapat
kesempatan belajar subyek khusus seperti obat-obatan, berbicara di depan umum,
dan membaca karya sastra dari para sarjana sebelumnya seperti Cicero. Bangsa
Romawi kuno juga mengajarkan seni berbicara di depan umum dan teknik persuasi
kepada siswa remaja. Seni ini dikenal sebagai retorika. Pendidikan ini akan
meningkatkan keterampilan pidato sebagai bekal menjadi politisi atau pengacara,
sebuah pekerjaan elit di Romawi. Mereka juga belajar tata bahasa Yunani dan
sastra bersamaan dengan musik dan astronomi.
0 komentar:
Posting Komentar