Marx
meletakkan dasar emansipasi atas keterasingan manusia pada tiga hal: Pertama, emansipasi
atas keterasingan manusia Karl Marx berangkat dari kritik terhadap hukum negara
Hegel. Hegel melukiskan masyarakat sebagai kacau balau, sebagai bellum
omnium contra omnes (perang semua lawan semua) karena satu-satunya
hukum batinnya adalah pemuasan kebutuhan individu-individu. Masyarakat semacam
itu mesti menghancurkan diri sendiri karena semua anggota hanya mencari
kepentingan egois mereka masing-masing. Oleh karena itu masyarakat tidak boleh
dibiarkan begitu saja, tetapi harus ditampung oleh negara. Maka, Hegel
menganggap negara sebagai realitas dan tujuan masyarakat yang sebenamya
sedangkan keluarga dan masyarakat luas ini merupakan unsur-unsmya. Anggapan itu
dikritik oleh Marx, pertama, Hegel memutar balikkan tatanan yang sebenarnya.
Bukan negara sebagai subyek yang unsur-unsurnya adalah keluarga dan masyarakat
luas, melainkan keluarga dan masyarakat luas adalah pengandaian-pengandaian
negara. Dengan sarkasme tajam Marx menulis: "Logika ini bukan unuk
membuktikan negara, melainkan negara dipakai sebagai bukti logika". Marx
mengkritik bahwa masyarakat luas merupakan realitas yang terpisah dari negara.
Masyarakat hidup dalam dunia skizofren: Dalam masyarakat luas ia
hidup sebagai individu egois terisolasi, sedangkan hakikat sosialnya terpisah
daripadanya dijadikan negara yang menghadapinya sebagai kekuatan represif.
Manusia harus memecahkan hakikatnya, eksistensi negara sebagai pemerintah
selesai tanpa anggota masyarakat, dan eksistensinya dalam masyarakat luas
selesai tanpa negara".
Marx
mengkritik Hegel pada dua hal; (1) Bahwa ia memutar membalikkan subyek dan
obyek: Hegel menyatakan negara sebagai subyek dan masyarakat sebagai obyek,
padahal kenyataan adalah kebalikannya, (2) Hegel hendak mengatasi egoisme
masyarakat melalui negara sebagai penertib, hal ini berarti bahwa kesosialan
(anti-egoisme) tidak masuk kembali kedalam masyarakat, melainkan hanya
dipaksakan dari luar kepadanya oleh negara; padahal yang perlu adalah
mengembalikan kesosialan manusia sendiri.
Kedua, emansipasi
atas keterasingan manusia Karl Marx berangkat dari kritik terhadap agama.
Gagasan Karl Marx tentang kritik terhadap agama bertolak dari pemikiran
Feurbach (1804-1872). Feurbach memandang Hegel sebagai puncak rasionalisme
modern, tetapi dalam suasana semacam ini dominasi agama tetap mewamai kehidupan
sehingga dunia materi khususnya "manusia" tidak ditempatkan pada martabat
semestinya. Feurbach menggariskan filsafatnya dengan corak materialistis,
tetapi nama yang lebih disukainya adalah filsafat organisme. Kecenderungan ini
timbul karena Feurbach pun tidak setuju dengan paham materialisme kasar yang
dikembangkan oleh penganut materialisme mekanis-menurut Marx materialisme
Feurbach tetap vulgar karena manusia sehakikat dengan mesin. Pada bagian ini
Marx menentang paham Feurbach, karena manusia tidak semata tergantung pada
kondisi materi, tetapi pada kondisi sosial, yaitu hidup dalam masyarakat 'social
being that it, the live of community". Disini Feurbach telah
mengabaikan corak historis serta hubungan sosial manusia. Bagi Marx agama
hanyalah pemyataan radikal manusia yang menjadi korban sistem ekonomi yang
tidak manusiawi, manusia terasing secara sosial. Kritik agama bagi Marx, adalah
sekunder. Yang seharusnya dikritik adalah keterasingan nyata manusia dalam
masyarakat modem. "Kritik surga menjadi kritik bumi, kritik agama menjadi
kritik hukum, kritik teologi menjadi kritik politik". Tuntutan emansipasi
manusia berubah membawa Marx secara konsekuen ke kritik masyarakat
Ketiga, emansipasi
dari keterasingan manusia Karl Marx berangkat dari kritik terhadap masyarakat
kapitalisme. Terjadinya masyatakat borjuis erat kaitannya dengan kapitalisme.
Hakekat masyarakat borjuis adalah uang, "pelacur umum, makcomblangnya
orang-orang dan bangsa-bangsa". Uang menjadikan manusia menjadi budak,
yang tergantung, yang ditentukan dari luar. la menjadi komoditi. Emansipasi
berarti penghapusan masyarakat seperti itu. Oleh karena itu masyakat kapitalis
berdasarkan hak milik pribadi atas alat-alat produksi, emansipasi menurut Karl
Marx hanya dapat tercapai kalau hak milik pribadi itu dihapus. Marx
menggambarkan dehumanisasi ini terjadi dibawah sistem produksi kapitalis dengan
sebulan "keterasingan" (Etfremdung). Bahwa
emansipasi manusia itu perlu diusahakan dan tercapai apabila manusia dapat
mewujudkan diri secara bebas dari heteronomi, secara sosial, bebas dari
kepentingan, secara produktif. Hubungan masyarakat dalam sistem ekonomi
kapitalistik bersifat eksploitatif.
0 komentar:
Posting Komentar