Menurut Titus dalam
Imam Wahyudi (2007), ada tiga problem pokok epistemologi yang harus dirumuskan
sebagai penyelidikan filsafat terhadap epistemologi pengetahuan, antara lain:
Pertama, menyangkut watak pengetahuan, dengan pertanyaan pokok: apakah ada dunia
yang benarbenar berada di luar pikiran kita, dan kalau ada apakah kita dapat
mengetahuinya?. Kedua, menyangkut sumber pengetahuan, dengan pertanyaan pokok:
dan manakah pengetahuan yang benar itu datang? Atau apakah yang merupakan asal
mula pengetahuan kita? Bagaimanakah cara kita mengetahui bila kita mempunyai
pengetahuan? Apakah yang merupakan bentuk pengetahuan itu? Corak pengetahuan
apakah yang ada? Bagaimanakah cara kita memperoleh pengetahuan? Ketiga,
menyangkut kebenaran pengetahuan, dengan pertanyaan pokok apakah kebenaran dan
kesesatan itu? Apakah kesalahan itu? Apakah pengetahuan kita benar? Dan
bagaimana kita dapat membedakan antara pengetahuan yang benar dan pengetahuan
yang salah?
Evidensi dan perilaku
manusia tentu berbeda dengan hal yang Semata-mata bersifat fisik, sebab
kepastian manusiawi bersifat hipotesis. Misalnya saya yakin secara moral bahwa
apabila supir bus itu normal maka ia tidak akan menabrakkan mobilnya ke pohon.
Kesaksian adalah salah satu sumber dan keyakinan moral kepastiannya agak
diremehkan. Namun banyak orang yang lebih yakin pada pernyataan pernyataan yang
bersumber dan kesaksian daripada tentang hukum gravitasi. Kedua, kepastian.
Kepastian dalam hal mi memuat kebenaran dasar atau yang disebut sebagai
kebenaran primer. Prinsip pertama yaitu suatu “kepastian dasar yang
mengungkapkan eksistensi subjek.” Subjek yang mengetahui tidak mesti identik
dengan kegiatannya, ada perbedaan subjek dan aktivitasnya.
Ada dua bentuk aliran
yang mempertanyakan kepastian mengenai adanya kebenaran. Keduanya dapat
dianggap sebagal aliran yang mempermasalahkan, meragukan, dan mempertanyakan
kebenaran dan adanya kebenaran, yaitu: (a) Aliran skeptisisme-doktriner yang
berkeyakinan bahwa pengetahuan dan kebenaran itu tidak ada, yang kurang ekstrem
mengatakan sesungguhnya tidak ada cara untuk mengetahui bahwa kita mempunyai
pengetahuan. (b) aliran skepetisisme-metodik menyatakan bahwa pengetahuan dan
kebenaran ada, tidak sebagai doktrin tetapi sebagai metode untuk menemukan
kebenaran dan kepastian. Aliran ini merupakan jalan untuk menemukan kepastian
kebenaran.
0 komentar:
Posting Komentar