Istilah ontologi
berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata, yaitu ta
onta berarti “yang
berada”, dan logi berarti
ilmu pengetahuan atau ajaran. Maka ontologi adalah ilmu pengetahuan atau ajaran
tentang keberadaan. Ontologi menyelidiki sifat dasar
dari apa yang nyata secara fundamental dan cara yang berbeda dimana entitas
(wujud) dari
kategori-kategori yang logis yang berlainan (objek-objek fisik, hal universal,
abstraksi) dapat dikatakan ada dalam rangka tradisional. ontologi dianggap
sebagai teori mengenai prinsip-prinsip umum dari hal ada, sedangkan dalam hal
pemakaianya akhir-akhir ini ontologi dipandang sebagai teori mengenai apa yang
ada. Ontologi sering diindetikan dengan metafisika yang juga disebut
proto-filsafia atau filsafat yang pertama, atau filsafat ketuhanan yang
bahasanya adalah hakikat sesuatu, keesaan, persekutuan, sebab akibat, realita,
atau Tuhan dengan segala sifatnya.
Para ahli memberikan
pendapatnya tentang realita itu sendiri, diantaranya Bramel. Ia mengatakan
bahwa ontologi ialah interpretasi tentang suatu realita dapat bervariasi,
misalnya apakah bentuk dari suatu meja, pasti setiap orang berbeda-beda
pendapat mengenai bentuknya, tetapi jika ditanyakan bahanya pastilah meja itu
substansi dengan kualitas materi, inilah yang dimaksud dari setiap orang bahwa
suatu meja itu suatu realita yang kongkrit. Plato mengatakan jika berada di dua
dunia yang kita lihat dan kita hayati dengan kelima panca indra kita nampaknya cukup
nyata atau real.
Fungsi dan manfaat
mempelajari ontologi sebagai cabang filsafat ilmu antara lain:
1.
berfungsi sebagai refleksi kritis atas objek atau
bidang garapan, konsep-konsep, asumsi-asumsi dan postulat-postulat ilmu.
2.
Ontologi membantu ilmu untuk menyusun suatu pandangan
dunia yang integral, komphrehensif dan koheren. Ilmu dengan ciri khasnya
mengkaji hal-hal yang khusus untuk dikaji secara tuntas yang pada akhirnya
diharapkan dapat memperoleh gambaran tentang objek telaahannya, namun pada
kenyataannya kadang hasil temuan ilmiah berhenti pada simpulan-simpulan yang
parsial dan terpisah-pisah. Jika terjadi seperti itu, ilmuwan berarti tidak
mampu mengintegrasikan pengetahuan tersebut dengan pengetahuan lain.
3.
Ontologi memberikan masukan informasi untuk mengatasi
permasalahan yang tidak mampu dipecahkan oleh ilmu-ilmu khusus. Pembagian objek
kajian ilmu yang satu dengan lainnya kadang menimbulkan berbagai permasalahan,
di antaranya ada kemungkinan terjadinya konflik perebutan bidang kajian,
misalnya ilmu bioetika itu masuk disiplin etika atau disiplin biologi.
0 komentar:
Posting Komentar