Para filosof analitik berpendapat bahwa filsuf Jerman, Gottlob Frege
(1848-1925), adalah filosof terpenting setelah Immanuel Kant. Frege hendak
merumuskan logika yang rigorus sebagai metode berfilsafatnya.
Dengan kata lain, filsafat itu sendiri pada intinya adalah logika.
Dalam hal ini, ia dipengaruhi filsafat analitik, filsafat-logika, dan
filsafat bahasa. Frege berpendapat bahwa dasar yang kokoh bagi matematika dapat
‘diamankan’ melalui logika dan analisis yang ketat terhadap logika dasar
kalimat-kalimat. Cara itu juga bisa menentukan tingkat kebenaran suatu pernyataan.
Akar-akar analisis linguistik ditanam di lahan yang disiangi oleh seorang
matematikawan bernama G. Frege, ia memulai sebuah revolusi logika (analitik), yang
implikasinya masih dalam proses penanganan oleh filosof-filosof kontemporer. Ia
menganggap bahwa logika sebetulnya bisa direduksi ke dalam matematika, dan
yakin bahwa bukti-bukti harus selalu dikemukakan dalam bentuk langkah-langkah
deduktif yang diungkapkan dengan gamblang. Salah satu idenya yang paling
berpengaruh adalah membuat perbedaan antara “arti” (sense) proposisi dan
“acuan” (reference)-nya, dengan mengetengahkan bahwa proposisi memiliki makna
hanya apabila mempunyai arti dan acuan.
Frege juga menyusun notasi baru yang memunkinkan terekpresikannya “penentu
kuantitas” (kata-kata seperti “semua”, “beberapa” dan sebagainya) dalam bentuk
simbol-simbol. Ia berharap para filosof bisa menggunakan notasi ini untuk
menyempurnakan bentuk logis argumen mereka, sehingga memungkinkan mereka untuk
jauh lebih dekat, daripada waktu-waktu sebelumnya, dengan ide pembuatan
filsafat menjadi ilmu yang ketat.
0 komentar:
Posting Komentar