Sejarah Filsafat Tionghoa

Sejarah pemikiran Tionghoa telah berlangsung selama beberapa ribu tahun di Tiongkok. Yang paling awal sering dianggap bermula dari I Ching (Buku Perubahan), suatu bunga rampai peramalan kuno yang menggunakan suatu sistem 64 heksagram untuk menuntun tindakan. Sistem ini diciptakan oleh Raja Wen sekitar 1000 SM dan karya tersebut menggambarkan karakteristik konsep dan pendekatan filsafat Tionghoa. Buku Perubahan berkembang sedikit demi sedikit selama delapan abad berikutnya, tetapi referensi tercatat pertamanya adalah pada 627 SM.
Zaman Musim Semi dan Musim Gugur dan Periode Negara Berperang menandai masa peralihan dalam sejarah Tiongkok ketika peraturan-peraturan lama dihapus tetapi juga tidak ada peraturan baru yang diciptakan. Dalam upaya untuk mempertahankan pengaruh kekuasaan, para penguasa yang baru mulai mencari cara agar bisa menemukan orang-orang yang cakap dan pandai Di dalam kondisi masyarakat yang kacau akibat perang saudara serta menguatnya persaingan politik, banyak orang yang mulai mencari cara bagaimana mengatasi masalah-masalah tersebut. Hal ini memungkinkan keluarnya pemikiran-pemikiran bebas dan munculnya berbagai sekolah-sekolah pemikiran (filsafat).
Dari periode Kaisar Kuning sampai akhir Periode Negara Berperang, terhitung telah mencapai 2000 tahun lebih. Dari periode ini lahir para pemikir (filsuf) yang muncul untuk mengajarkan teori-teori panduan mengenai kehidupan pribadi dan sosial. Mereka ini antara lain Kong Zi dan Meng Zi dengan Filsafat Konfusianisme, lalu Mo Zi dengan ajarannya sendiri, kemudian Lao Zi dan Chuang Zi sebagai pendukung Taoisme dan Han Fei-zi sebagai pengajar Filsafat Legalisme atau Fa Jia.
Keempat pemikiran tersebut sangat berpengaruh sepanjang sejarah Tiongkok. Pemikiran-pemikiran tersebut kemudian dipelajari serta dipraktikkan oleh para sarjana dan orang-orang Tionghoa di zaman-zaman selanjutnya. Namun selama Periode Negara Berperang, sebagian besar para pemimpin yang sangat berhasrat mendapatkan hasil yang cepat dan praktis lebih suka mengadopsi pemikiran Legalisme.

0 komentar:

Posting Komentar

Sabtu, 10 Desember 2016

Sejarah Filsafat Tionghoa

Diposting oleh Unknown di 03.19
Sejarah pemikiran Tionghoa telah berlangsung selama beberapa ribu tahun di Tiongkok. Yang paling awal sering dianggap bermula dari I Ching (Buku Perubahan), suatu bunga rampai peramalan kuno yang menggunakan suatu sistem 64 heksagram untuk menuntun tindakan. Sistem ini diciptakan oleh Raja Wen sekitar 1000 SM dan karya tersebut menggambarkan karakteristik konsep dan pendekatan filsafat Tionghoa. Buku Perubahan berkembang sedikit demi sedikit selama delapan abad berikutnya, tetapi referensi tercatat pertamanya adalah pada 627 SM.
Zaman Musim Semi dan Musim Gugur dan Periode Negara Berperang menandai masa peralihan dalam sejarah Tiongkok ketika peraturan-peraturan lama dihapus tetapi juga tidak ada peraturan baru yang diciptakan. Dalam upaya untuk mempertahankan pengaruh kekuasaan, para penguasa yang baru mulai mencari cara agar bisa menemukan orang-orang yang cakap dan pandai Di dalam kondisi masyarakat yang kacau akibat perang saudara serta menguatnya persaingan politik, banyak orang yang mulai mencari cara bagaimana mengatasi masalah-masalah tersebut. Hal ini memungkinkan keluarnya pemikiran-pemikiran bebas dan munculnya berbagai sekolah-sekolah pemikiran (filsafat).
Dari periode Kaisar Kuning sampai akhir Periode Negara Berperang, terhitung telah mencapai 2000 tahun lebih. Dari periode ini lahir para pemikir (filsuf) yang muncul untuk mengajarkan teori-teori panduan mengenai kehidupan pribadi dan sosial. Mereka ini antara lain Kong Zi dan Meng Zi dengan Filsafat Konfusianisme, lalu Mo Zi dengan ajarannya sendiri, kemudian Lao Zi dan Chuang Zi sebagai pendukung Taoisme dan Han Fei-zi sebagai pengajar Filsafat Legalisme atau Fa Jia.
Keempat pemikiran tersebut sangat berpengaruh sepanjang sejarah Tiongkok. Pemikiran-pemikiran tersebut kemudian dipelajari serta dipraktikkan oleh para sarjana dan orang-orang Tionghoa di zaman-zaman selanjutnya. Namun selama Periode Negara Berperang, sebagian besar para pemimpin yang sangat berhasrat mendapatkan hasil yang cepat dan praktis lebih suka mengadopsi pemikiran Legalisme.

0 komentar on "Sejarah Filsafat Tionghoa"

Posting Komentar