Filsafat
salah satunya mengacu pada bagaimana menginterpretasikan ide dan segala sesuatu
yang ada di sekitar kita. Dua tokoh besar dalam filsafat, yaitu Plato dan
Aristoteles memiliki gagasan tentang bagaimana dunia diinterpretasikan. Namun, pemikiran
keduanya berbeda karena masing-masing memiliki perspektif yang berbeda tentang
ide dan panca indra.
Plato
adalah seorang pemikir politik idealis-empiris yang mencetuskan pemikiran
tentang ide-ide. Plato bersifat antusias dan imajinatif dalam penyampaian
pemikirannya serta dikenal sebagai tokoh pemikir yang idealis. Menurut Plato
ide bersifat objektif, ide tidak bergantung pada pemikiran tetapi pemikiran lah
yang bergantung pada ide. Ide berada di luar pemikiran dan berdiri sendiri.
Ide-ide ini kemudian saling berkaitan satu sama lain yang memungkinkan
munculnya pemikiran. Plato membagi realitas menjadi dua, yaitu dunia yang
terbuka bagi rasio dan dunia yang terbuka bagi panca indra. Dunia yang terbuka
pada rasio terdiri dari ide-ide dan sifatnya abadi serta tidak dapat berubah.
Dunia yang terbuka bagi panca indra adalah dunia jasmani dan sifatnya selalu
bisa berubah. Dunia jasmani adalah refleksi dari dunia ide. Dunia jasmani
mengandalakan pada panca indra dan menurut Plato kondisi dunia senantiasa
berubah sehingga sangat lah tidak relevan ketika mengandalkan pada dunia
jasmani. Contohnya, menurut Plato meskipun terdapat banyak kursi tetapi hanya
ada satu ide tentang kursi yang bersifat real. Ide yang real ini diciptakan oleh
Tuhan dan merupakkan suatu pengetahuan. Menurut Plato pengetahuan telah ada
sebelumnya dan sudah ada dalam pikiran kira. Pengetahuan mengacu pada keindahan
pada suatu benda. Sedangkan opini bisa keliru karena opini mencakup segala
sesuatu yang tidak eksis. Opini bersifat indrawi dan berkaitan dengan
benda-benda yang indah.
Aristoteles
adalah murid Plato yang justru mengkritik habis-habisan pemikiran Plato
berkitan dengan ide-ide. Aristoteles lebih realistis dibandingkan dengan Plato.
Aristoteles menekankan pada bukti-fakta, hal yang konkret atau nyata. Menurut
Aristoteles ide lahir dari pengamatan yang dilakukan oleh manusia sendiri. Ide
tentang bentuk kursi muncul ketika manusia melakukan pengamatan dan
menyimpulkan seperti apa bentuk kursi itu. Realita menurut Aristoteles adalah
apa yang tertangkap oleh indra dan inilah yang mewakili bentuk sebenarnya.Akal
tidak mengandung ide bawaan, tetapi akal lah yang mengabstrasikan ide dalam
benda yang ditangkap oleh panca indra. Aristoteles memulai dengan mengumpulkan
fakta kemudian ditinjau dan dikaitkan satu sama lain. Aristoteles menggunakan
cara berpikir logis. Aristoteles sependapat dengan Plato bahwa manusia
memiliki akal bawaan, tetapi akal itu sifatnya kosong sampai manusia menemukan
sesuatu. Setelah menemukan sesuatu dan melakukan observasi maka didapatkanlah
ide. Menurut Aristoteles keberadaan akal inilah yang membedakan manusia dengan
makhluk lain.
bahwa
perbedaan utama antara pemikiran Plato dan Aristoteles terletak pada gagasan
tentang ide. Plato beranggapan bahwa ide muncul terlebih dahulu. Sedangkan
menurut Aristoteles panca indra lah yang kemudian menghasilkan ide. Plato
beraliran idealis-empiris yang bersifat matematis. Sebaliknya Aristoteles
bersifat realis dan menekankan pada kebenaran ilmiah. Meskipun berbeda, tetapi
keduanya memberikan sumbangan besat terhadap pemikiran mengenai interpretasi
dunia.
Sumber :
Sumber :
Syam, Firdaus,2007.
Pemikiran Politik Barat. Jakarta:PT Bumi Aksara.
0 komentar:
Posting Komentar