Obyek Pembahasan Filsafat.
Isi filsafat ditentukan oleh objek apa yang
dipikirkan. Objek yang dipikirkan oleh filosof ialah segala yang ada
dan yang mungkin ada, jadi luas sekali. Objek yang diselidiki oleh filsafat ini
disebut:
1.
Objek material, yaitu segala yang ada dan mungkin
ada. Tentang objek materia ini banyak yang sama dengan objek materia sains.
Bedanya ialah dalam dua hal. Pertama, sains menyelidiki objek materia
yang empiris, filsafat menyelidiki objek itu juga, tetapi bagian yang
abstraknya. Kedua, ada objek materia filsafat yang memang tidak dapat
diteliti oleh sains, seperti Tuhan, hari akhir, yaitu objek materia yang untuk
selama-lamanya tidak empiris.
2.
Objek formal, ialah penyelidikan yang
mendalam, filsafat ingin tahu bagian dalamnya. Kata mendalam artinya
ingin tahu tentang objek yang tidak empiris. Penyelidikan sains tidak mendalam
karena ia hanya ingin tahu sampai batas objek itu dapat diteliti secara
empiris. Objek penelitian sains ialah pada batas dapat diriset, sedangkan objek
penelitian filsafat adalah pada daerah tidak dapat diriset, tetapi dapat
dipikirkan secara logis. Sains menyelidiki dengan riset, filsafat meneliti
dengan memikirkannya.
Metode Pembahasan Filsafat
Ahmad Tafsir mengemukakan tiga macam metode pembahasan
filsafat: yaitu metode sistematis, metode historis, dan metode kritis.
Menggunakan metode sistematis, dengan mendalami
struktur pembahasan filsafat : epistemology, ontology, dan aksiologi filsafat. Mula-mula
dengan menghadapi teori pengetahuan (epistemology) beberapa cabang filsafat.
Setelah itu ia mendalami teori hakikat (Ontologi), dan kemudian mendalami teori
nilai (aksiologi) filsafat. Dengan demikian setiap cabang atau
subcabang dan aliran-aliran filsafat akan terbahas.
A.
Metode historis, yaitu dengan cara membicarakan
tokoh demi tokoh menurut kedudukannya dalam sejarah, misalnya dimulai dari
membicarakan filsafat Thales, membicarakan riwayat hidupnya, pokok ajarannya,
baik dalam teori pengetahuan, teori hakikat, maupun dalam teori nilai. Lantas dilanjutkan
dengan yang lain yang saat ini sampai Capra, dan seterusnya.
B.
Metode kritis (gabungan) digunakan oleh mereka
yang mendalami filsafat tingkat intensif. Seseorang haruslah sedikit-banyak
telah memiliki pengetahuan filsafat. Membahas filsafat dapat mengambil
pendekatan sistematis ataupun historis. Langkah pertama ialah memahami isi
ajaran, kemudian mencoba mengajukan kritiknya. Kritik itu mungkin dalam bentuk
menentang, dapat juga berupa dukungan terhadap ajaran filsafat.
C.
Universal (menyeluruh), melihat filsafat dalam
konstelasi pegetahuan yang lain;
D.
mendasar, tidak percaya begitu saja bahwa sesuatu itu
sudah benar, tetapi perlu dikaji sampai mendasar;
E.
spekulatif, memulai sesuatu pengetahuan dengan asumsi
bahwa penge tahuan itu benar, kemudian filsafat mencari tahu tentang
kebenarannya.
F.
Dialectica : metode yang digunakan Socrates, yaitu
dengan dialog; dialog mempunyai peranan penting dalam mendalami
filsafat.
Sumber
:
Hadi
Asmoro. Filsafat Umum, Jakarta : Raja
Grafindo Persada, 2011.
0 komentar:
Posting Komentar