Dalam risalahnya yang
ditunjukan kepada Al-Mu’tasim Ia menyatakan bahwa filsafat adalah ilmu termulia
serta terbaik dan tidak bisa ditinggalkan oleh setiap orang yang berpikir.
Al-Kindi meninjau filsafat secara internal dan eksternal. Secara internal, ia
bermaksud mengikuti pendapat filosof-filosof besar tentang arti kata “filsafat”
dan dalam risalahnya yang khusus mengenai definisi filsafat, ia menyebutkan
enam definisi yang kebanyakannya bercorak Plantonisme. Adapun secara eksternal,
ia bermaksud memberikan sendiri definisi filsafat.
Menurut Al-Kindi, filsafat adalah ilmu tentang hakikat (kebenaran) segala sesuatu menurut kesanggupan manusia yang mencakup ilmu ketuhanan, ilmu keesaan (wahdaniyyah), ilmu keutamaan (fadhilah), ilmu tentang semua cara meraih maslahat dan menghindar dari madharat. Tujuan sorang filosof bersifat teoretis, yaitu mengetahui kebenaran praktis, dan mewujudkan kebenaran tersebut dalam tindakan. Semakin dekat kepada kebenaran, semakin dekat pula pada kesempurnaan.Jalan mencapai kebenaran telah digariskan oleh Plato dan aliran pythagoras.
Plato mengatakan bahwa inti filsafat ialah mencintai, mengatur, dan menggunakan kekuataan akal dan hati. Apabila hal ini bisa dicapai oleh sesorang, ia akan dapat menerima pengetahuan dan dengan pengetahuan ini, ia akan sanggup menjalankan tugasnya. Pengetahuan tersebut ialah ilmu hisab (aritmetika), handasah (geometri), falak (astronomi), dan jadal (ilmu berdebat).dalam keterangan Al-Kindi tersebut terdapat unsur-unsur pikiran dari Plato dan Aristoteles. Unsur Aristotelesnya adalah pembagian filsafat kepada teori praktis. unsur Platonya adalah definisinya, karena sebelum Al-Kindi, Plato relah mengatakan bahwa filosof ialah orang yang menghiasi dirinya dengan mencintai kebenaran serta menyelidikinya, dan lebih mengutamakan jalan keyakinan dari pada jalan dugaan (zhan).
Aliran Pythagoras menetapkan matematika sebagai jalan ke arah ilmu filsafat. Sesuai dengan itu, Al-Kindi dalam salah satu risalahnya menyatakan perlunya matematika untuk filsafat dan pembuat obat-obatan (aqaqir thibbiyah).
Sumber :
Drs. Atang Abdul Hakim. & Drs. Beni Ahmad Saebani, M.si. Filsafat Umum"Dari Metologi sampai Teofilosofi". Bandung:Pustaka Setia, 2008.
Menurut Al-Kindi, filsafat adalah ilmu tentang hakikat (kebenaran) segala sesuatu menurut kesanggupan manusia yang mencakup ilmu ketuhanan, ilmu keesaan (wahdaniyyah), ilmu keutamaan (fadhilah), ilmu tentang semua cara meraih maslahat dan menghindar dari madharat. Tujuan sorang filosof bersifat teoretis, yaitu mengetahui kebenaran praktis, dan mewujudkan kebenaran tersebut dalam tindakan. Semakin dekat kepada kebenaran, semakin dekat pula pada kesempurnaan.Jalan mencapai kebenaran telah digariskan oleh Plato dan aliran pythagoras.
Plato mengatakan bahwa inti filsafat ialah mencintai, mengatur, dan menggunakan kekuataan akal dan hati. Apabila hal ini bisa dicapai oleh sesorang, ia akan dapat menerima pengetahuan dan dengan pengetahuan ini, ia akan sanggup menjalankan tugasnya. Pengetahuan tersebut ialah ilmu hisab (aritmetika), handasah (geometri), falak (astronomi), dan jadal (ilmu berdebat).dalam keterangan Al-Kindi tersebut terdapat unsur-unsur pikiran dari Plato dan Aristoteles. Unsur Aristotelesnya adalah pembagian filsafat kepada teori praktis. unsur Platonya adalah definisinya, karena sebelum Al-Kindi, Plato relah mengatakan bahwa filosof ialah orang yang menghiasi dirinya dengan mencintai kebenaran serta menyelidikinya, dan lebih mengutamakan jalan keyakinan dari pada jalan dugaan (zhan).
Aliran Pythagoras menetapkan matematika sebagai jalan ke arah ilmu filsafat. Sesuai dengan itu, Al-Kindi dalam salah satu risalahnya menyatakan perlunya matematika untuk filsafat dan pembuat obat-obatan (aqaqir thibbiyah).
Sumber :
Drs. Atang Abdul Hakim. & Drs. Beni Ahmad Saebani, M.si. Filsafat Umum"Dari Metologi sampai Teofilosofi". Bandung:Pustaka Setia, 2008.
0 komentar:
Posting Komentar